Jumat, 10 Oktober 2014

Memahami Psikologi Suami – Istri (Berdasarkan Review buku Saikulujiyyah ar-Rujul wa al-Mar’iah, karya Dr. Thariq Kamal an-Nu’ai)


Oleh : Aris Suryadin S.St. S.Pt.M. Psi (Dewan Pembina Komplasi-Malang)

1. Perbedaan Menanggapi Permasalahan



Laki2 menganggap dirinya diciptakan untuk memecahkan masalah. Perilaku ini dianggap sebagai sebuah pengungkapan cintanya kepada perempuan. Wanita menganggap bahwa dia tidak memerlukan pemecahan, yang diinginkan adalah suaminya ikut merasakan dan ikut berempati.


Contoh: seorang istri yang masuk rumah sakit untuk menjalani operasi. Setelah operasi berhasil dan keluar dari RS ada tanda kegelisahan dari istri disebabkan karena bekas yang kelihatan buruk akibat operasi. Istri curhat pada suaminya dan dijawab:


“Masalah sepele, ga usah pedulikan. Kan bisa operasi kecantikan, kamu bisa bebas dari noda itu. Masalah ini kecil dan penanganannya juga mudah.”
Jawaban ini menambah sedih istrinya dan membuatnya marah, karena ia merasa suaminya tidak memahami hakikat perasaan sedihnya bahkan meminta untuk operasi kembali.



Seharusnya yg perlu dilakukan suami adalah berempati pada istrinya. Ini akan membuat istri senang dan membuat istri merasa dekat dengan suami. Memberikan nasehat dan pemecahan justru akan menjadikan istri marah, merasa jauh darinya dan tidak mau duduk dengannya.


2. Perbedaan Perhatian Suami dan Istri


Perempuan sangat perhatian pada cinta, ngobrol2, kecantikan dan hubungan kemasyarakatan. PR jika bertemu dengan teman sesamanya, maka akan menggunakan kesempatan tersebut utk menguatkan hubungan, berusaha saling bantu satu sama lain walaupun tanpa ada permintaan. Tujuan memberikan bantuan bagi PR adalah untuk membuat dia merasa bahwa dia dicintai.


Laki2 banyak menghabiskan waktunya untuk berjuang dalam kehidupan, berjuang untuk mewujudkan tujuan2. Dunia laki2 penuh dengan permasalahan, kesulitan dan tujuan2. Laki2 jika bertemu dengan teman laki2 yg dibicarakan adalah segala permasalahan yang dihadapi dan berusaha mencari pemecahan yang sesuai, baik permasalahan politik, keuangan, kemasyarakatan, bahkan olahraga. Dalam dunia laki2 memberikan bantuan dengan suka rela dianggap sbg suatu yg tidak dapat diterima, ditafsirkan sebagai penghinaan.


Contoh: suami istri yang yg pergi menghadiri acara walimahan temannya. Mereka sudah sampai di daerah tempat walimahan temannya hanya mereka tidak begitu mengetahui pasti alamat tersebut. Suami hanya berputar dan berkeliling2 didaerah tersebut, tidak mau menyerah dgn harapan bisa menemukan sendiri alamatnya. Beberapa saat istrinya menyarankan utk menghentikan mobil dan bertanya kepada orang lain yg tau, daripada terus menerus berputar dan berkeliling tidak ada manfaatnya. Tetapi suami tetap aja tidak mau menghentikan mobilnya hingga sampai akhirnya menemukan tempat yg dicari. Kegelisahan tampak sekali pada wajah suami saat menghadiri acara, sedikit bicara dan tingkahnya tidak bebas. Istrinya merasa bingung karena sikap dan raut muka suaminya yg tidak enak tersebut.


Apa yg dilakukan suami adalah utk memastikan kepada istrinya bahwa dia adalah org yg mampu. Mencari bantuan sama artinya dengan menggeser posisi dirinya ke posisi yg lebih rendah. Seandainya istrinya tetap diam dan tidak gelisah dan memberi kesempatan suaminya mencari sendiri alamat tersebut sampai ketemu, maka suami akan semakin cinta ke istrinya.


Ketika membicarakan dua kesalahan yang sudah biasa dilakukan. Sebenarnya inti kesalahan tidak terletak pada niat dari laki2 maupun perempuan tersebut, namun terletak pada cara dan waktu yang digunakan. Ketika jiwa pr sedang senang maka ia tidak akan menolak untuk mendengarkan laki2, yang sedang berusaha memecahkan permasalahan dgn caranya sendiri. Laki2 harus mengetahui bahwa ketika pr dalam keadaan gelisah dan tidak senang dan mengadukan permasalahannya, maka waktu itu tidak tepat untuk mengajukan suatu pemecahan/nasehat. Yang sebenarnya dikehendaki pr adalah orang lain mau mendengarkan keluhannya saja. Apabila pr sudah merasa keinginannya terpenuhi dan suami bersedia mendengarkan perkataan dan memahami perasaannya, ketika itu keadaan psikologisnya bertahap akan membaik. Setelah itu laki2 bisa masuk dalam pembicaraan dengan mengajukan beberapa usulan, bukan pemecahan.


Sementara bagi laki2, ia mau menerima nasehat dan kritikan yang membangun ketika ia memang mencarinya. Pr harus mengetahui bhw memberikan nasehat/kritikan dapat membuatnya marah dan membuat dia merasa istrinya ingin merendahkan dan menguasainya.


3. Reaksi terhadap kelelahan dan kesulitan


Laki-laki menyikapi kesukaran dan kelelahan dengan cara objektif. Sementara perempuan dengan subjektif.
Tabiat laki2 yang pokok adalah perhatian pada sesuatu yang ada diluar, sehingga ketika seorang laki2 mengalami kesukaran maka ia akan menarik diri dan mulai berfikir dengan cara diam, berusaha memecahkan masalah yang dialaminya utk terlepas dari kesukaran dan kelelahan.
Tabiat perempuan yang paling asasi adalah sangat perhatian pada sesuatu yang terjadi didalam dirinya. Ketika pr mengalami kesukaran ia akan berinteraksi dengan perasaannya utk bisa melakukan perubahan dari sisi dalam.



Menyikapi kesulitan dan kelelahan secara objektif hakikatnya adalah mengkaji, menganalisa yang telah terjadi, baru setelah itu berinteraksi dan menentukan pemecahan yang sesuai. Sedangkan subjektif adalah menyikapinya melalui perasaan, yaitu meletakkan jiwa ditengah2 permasalahan, baru setelah itu berinteraksi dengan masalah tersebut.
Laki2 yang lelah akan berusaha mencari kelegaan dengan berusaha mendapatkan tempat yang cukup tenang jauh dari kebisingan, dan secara umum berusaha menghindarkan diri untuk tenggelam pada perdebatan dalam bentuk apapun.
Pr ketika lelah akan berusaha mencari ketenangan dengan senang berbicara atau mempersiapkan semangat utk hari esok. Senang berbicara dan mencari orang yang mau mendengarkan kata-katanya, kemudian mengikutsertakan dia dalam pembicaraan tersebut.



Contoh:
Suami pulang dari kerja, ia sangat lelah dan butuh istirahat. Suami masuk rumah, salam dengan istri dan anak, dan menunggu makan. Makanan datang, dan semua duduk mengelilingi meja makan. Sebelum suami memasukkan makanan pertama kemulutnya, istrinya tiba2 berkata:
Istri: Bagaimana keadaan pekerjaanmu hari ini?
Suami: hari ini berat
Istri: Apa yang terjadi disana?
Suami: Masalah seperti biasanya
Istri: Masalah seperti apa itu?
Suami (tampak tanda2 gelisah dan berkata) : Apakah kita bisa makan terlebih dahulu, lalu setelah selesai baru bicara?
Istri (ia diam sebentar, lalu bicara): Temanmu tadi si A baru saja telpon, ia harap kamu menghubunginya.
Suami : Iya, aku akan menghubunginya nanti sore.
Istri: Apa kira2 yang ia inginkan?
Suami (ia tampak marah dan berkata melebihi suara biasanya) : Bagaimana aku bisa tahu apa yang ia inginkan? Akan kuberitahu setelah aku menghubunginya.



Istri: Bila A punya niat berkunjung hari jumat datang, ingat kita punya janji dengan anak2 ke kebun binatang.
Suami semakin marah dan berkata: Baik, apakah tidak bisa kita selesaikan makan dengan tenang.
Istri terlihat kesal: Baik



Selang lima menit ketika semuanya masih sedang makan, Istri mulai berbicara ketiga kalinya:
Jangan lupa, besok kita punya janji dengan dokter, kita harus pergi sebelum jam 5.
Suami: Bukankah aku minta kamu tenang dan tidak biacara?
Istri (tampak marah dan berkata dengan keras) : Allohu Akbar…ada apa denganmu? Apakah aku haram bicara denganmu? Kenapa kamu seperti ini? Setiap hari setelah kamu pulang kerja lamu tidak mau diajak biacar, ada apa?
Istri meninggalkan meja makan dgn menggerutu dan menuju dapur sambil menangis.



Suami berontak dan meninggalkan makan juga. Ia bicara dengan suara memekak telinga : Kamu ini orang aneh! aku tidak tahu apa permasalahanmu sebenarnya? Aku lelah setelah pulang kerja dan ingin istirahat bentar. Tapi yang aku dapati justru istri yang tidak mau berhenti bicara.
Dari sini suami meninggalkan rumah dan pergi ke salah satu warung kopi untuk mencari ketenangan.



Laki2 yang sedang menghadapi permasalahan akan menumpahkan seluruh pikirannya untuk permasalahan tersebut. Ketika ia pulang ke rumah, sebenarnya pikirannya belum pulang, pikirannya masih sibuk dengan pekerjaannya, sehingga ketika ada orang yang ingin mengajak bicara ia akan merasa terganggu. Penyebabnya adalah pembicaraan tersebut telah memotong rangkaian pikirannya atau menjauhkan dia dari objek yang sedang ia pikirkan. Laki2 akan terus bersikap seperti ini selama permasalahannya sulit dipecahkan, sarafnya akan tetap tegang dan mencari kesibukan dengan pekerjaan yang lain seperti membaca buku, koran, mendengar radio atau pekerjaan yang lain sampai secara bertahap emosinya akan menjadi tenang.


Pada pr kenyataannya tidak seperti itu, perempuan akan berusaha menemukan orang yang dapat dipercaya (suami/perempuan lainnya) untuk diajak bicara dengan panjang lebar untuk menjelaskan permasalahannya. Inilah yang ditempuh pr untuk mendapatkan kepuasan pikiran dan ketenangan perasaan. Tabiat pr yang cenderung ekspansif ini akan merangkul semua permasalahan dalam waktu yang sama, berbeda dengan tabiat laki2 yang fokus pada satu permasalahan. Pada kondisi ini pr akan kehilangan kemampuan untuk meletakkan mana yang lebih utama utk dikerjakan dan mana yang bisa ditunda, ini yang menyebabkan ia merasa sedih dan terbebani, kadang pelariannya adalah menangis. Laki2 yg melihat pr sedang sedih maka respon laki2 adalah kesal dan marah, dan yang terbayang pada dirinya bahwa ketika itu pr sedang berusaha menyalahkan laki2 atas kesedihannya.


4. Dorongan yang saling bergantian antara laki-laki dan perempuan


Laki2 akan merasa bergairah, kuat dan bersemangat apabila merasa perempuan membutuhkannya, dan bila perasaan tersebut semakin bertambah maka gairah dan ketertarikannya kepada perempuan tersebut akan semakin bertambah. Apabila laki2 merasa perempaun tidak membutuhkan dirinya, maka gairahnya semakin mengecil, layu, kemudian hubungan antara keduanya akan mati.


Perempuan akan merasa bergairah, kuat, bersemangat dan tertarik pada laki2, ketika ia merasa laki2 menghormati dan menghargai dirinya. Ketika perasaan perempuan tersebut makin bertambah maka ketertarikannya pada laki2 akan bertambah pula. Apabila perempuan merasa laki2 tidak menghormati dan tidak menghargai, maka gairahnya akan mengecil, berkurang, layu dan akhirnya ikatan keduanya akan mati.


Ketika Laki-laki mencintai perempuan
Ketika laki2 mencintai perempuan, maka ia akan berusaha mengerahkan segala kemampuannya untuk memberikan kebahagiaan kepada perempuan yang telah ia pilih dan ia cintai. Ia akan melakukan hal2 baru yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Pemberian dan perhatian tersebut akan terus berlangsung selama perempuan memberikan tanggapan dan penghargaan kepada laki2.



Laki2 sangat sulit meneruskan ikatan dengan perempuan yang tidak bisa membuat laki2 merasa bahwa perempuan tersebut membutuhkan dirinya. Karena membuat kebahagiaan perempuan yang dicintainya bagi laki2 merupakan hal yang sangat pokok dalam hidupnya. Apabila hubungan cinta keduanya sampai pada tingkatan rendah dan mendekatai kemusnahan, maka satu hal yang bisa menghidupkan kembali yaitu, buatlah laki2 merasa bahwa perempuan membutuhkan dirinya.


Ketika perempuan mencintai Laki-laki


Perempuan akan melihat laki2 sebagai orang yang ia butuhkan dalam kehidupannya. Ia mengharapkan laki2 tersebut bisa memberikan perhatian padanya, menghargai keperempuannya dan keadaannya, dan menghormati dirinya sebagai orang yang ingin selalu bersamanya dan menjadi sahabatnya. Menurut Pr, persahabatan mempunyai arti kebahagiaan dan kesenangan, karena dengan persahabatan ia dapat saling berbagi perasaan kasih sayang dan cinta, dan akhirnya menjadi intim (akrab dan dekat) dengan laki2 tersebut. Ketika Pr merasa bahwa ia adalah orang yang dicintai dan berhak atas laki2 tersebut, maka perasaan ini memberikan banyak kesenangan dan kebahagiaan.



Sikap Saling Menyalahkan


Dengan berjalannya waktu, laki2 akan sampai pada tingkatan dimana ia melihat dirinya telah memberikan banyak sekali kepada perempuan.
Demikian juga perempuan juga akan melihat bahwa dirinya telah memberikan sesuatu yang banyak juga, tetapi suatu ketika perempuan akan merasa bahwa yang diterimanya dari laki2 lebih sedikit daripada haknya, tidak memperoleh yang diinginkan dan selalu kecewa, maka pada waktu itu ia akan melimpahkan kesalahan tersebut pada laki2. Ia marah pada laki2 karena tidak memainkan perannya untuk memberi dan tidak membalas pemberian perempuan dengan pemberian yang seimbang. Disini perempuan akan merasa benar2 terzhalimi.



Namun salah besar bila perempuan melimpahkan kesalahan kepada laki2 saja. Perempuan juga bertanggungjawab atas masalah tersebut.
Berawal dari rasa cinta, dan ingin membantu laki2, perempuan pun menyumbang dalam permasalahan baru tersebut. Meski peran perempuan pasif tapi efektif dan besar sekali sumbangan permasalahannya. Demikian juga laki2 yang tidak melakukan kewajibannya, tidak memberi dan tidak bekerjasama dalam memperbaiki hubungan mereka berdua, maka tidak berhak juga untuk merasa aneh dengan tindakan perempuan yang merasa pasif padanya, sehingga jangan sampai laki2 juga melimpahkan kesalahan pada perempuan.



Pada dasarnya melimpahkan kesalahan pada salah satu pihak, tidak akan membantu dalam memecahkan permasalahan dan tidak mampu meningkatkan hubungan. Seharusnya keduanya saling memahami dengan penuh kasih sayang, kepercayaan, simpati, saling membantu, saling menerima, dan menghormati satu sama lain. Sebagai laki2 harus ingat bahwa perempuan yang ada dihadapannya adalah perempuan yang ia cintai dengan sepenuh hati dan telah ia putuskan untuk selalu bersamanya, ia adalah perempuan yang mencintai dan setuju menikah dengannya. Ia adalah perempuan yang mencintainya dan berhak untuk dibantu dan dijaga. Bukan untuk disalahkan dan tidak dihormati.


Laki2 harus berusaha mendengarkan pengaduan2nya, bagaimanapun cara perempuan mengadu. Walaupun dalam pengaduan terkadang terdapat sikap yang mencela laki2. Pengaduan perempuan ini merupakan bentuk usaha untuk mendapatkan ketenangan. Inilah cara perempuan mencari kepuasan agar tenang pikirannya. Laki2 harus mengetahui bahwa mendengarkan keluhan perempuan akan membuat ia merasa tenang dan merasa diperhatikan laki2. Pada akhirnya akan mengembalikan kepercayaan dirinya, dan hatinya akan terbuka kembali untuk laki2.


Bagi perempuan, ketika terjadi suatu masalah, daripada menyalahkan dan menuduh laki2 dengan sesuatu yang menyakitkan bahkan sampai menunjukkan pada laki2 bahwa laki2 tersebut telah mengabaikan kewajibannya kepada perempuan, sebaiknya perempuan juga ingat bahwa laki2 tersebut adalah suaminya, orang yang ia impikan dan ia cintai. Dimana laki2 tersebut telah memperlihatkan perilaku yang baik pada dirinya sehingga ia merasa cocok untuk selalu bersama dirinya. Maka tugas perempuan harus memaafkan, menyalami, dan menerima laki2 atas semua yang ia lakukan, dan mentolerir kesalahannya. Percayalah bahwa suatu hari pasti akan datang hari dimana ia akan sadar atas kelalaiannya. Kemudian akan memperbaiki sikap dan melaksanakan kewajibannya. Perempuan harus percaya hal tersebut dan berusaha membantu laki2 untuk sampai pada kesadaran itu, mendorongnya untuk melaksanakan kewajibannya. Apabila laki2 telah melakukan hal itu, maka sebaik-baiknya yang harus dilakukan perempuan adalah menampakkan kebahagiaannya. Karena semua yang dilakukan laki2 tersebut adalah untuk diri dan keluarganya. Ingatlah bahwa rahasia agar laki2 memberi adalah “perempuan merasa kagum dengan laki2 dan merasa bahagia atas semua yang dilakukan laki2″.


BELAJAR MENERIMA PEMBERIAN


Hal yang ditakutkan istri adalah bila suami menganggap dirinya banyak menuntut. Kemudian suami bosan/jemu padanya, setelah itu menjadi mengabaikan dirinya serta menolak permintaannya. Perasaan tertolak dan terabaikan adalah perasaan yang menyakitkan bagi seorang perempuan, karena secara tidak disadari ia merasa dirinya tidak berhak menerima pemberian dari laki2. Dan secara tidak disadari juga telah menimbulkan perasaan takut ketika membutuhkan orang lain. Sehingga ia akan menghindari meminta bantuan dan pertolongan serta berusaha memahami perasaannya sendiri tanpa perlu meminta pertolongan pada laki2.


Ketika laki2 melihat perempuan menghindari meminta tolong kepadanya maka ia akan merasa gelisah dan marah dengan tindakan perempuan tersebut. Penyebabnya adalah adanya keyakinan yang salah pada perempuan bahwa perempuan tidak boleh meminta pertolongan kepada dirinya, karena tidak percaya kepada kemampuannya. Padahal yang mendorong laki2 untuk memberi dan terus memberi adalah perasaan dirinya bahwa orang lain membutuhkan dia.


Pada diri perempuan, ada anggapan bahwa laki2 marah padanya karena banyaknya permintaan padanya. Pemahaman seperti ini adalah keliru. Padahal sebenarnya ketika perempuan berhenti meminta pertolongan pada laki2 sama artinya dengan membuat laki2 menjadi kesal. Dalam pandangan laki2, dengan meminta pertolongan berarti perempuan percaya padanya dan mengharap dia mengerahkan upayanya untuk mewujudkan permintaan tersebut. Perasaan inilah yang membuat laki2 kuat dan mendorongnya lebih banyak memberi.


BELAJAR MEMBERI


Ketakutan yang paling dalam pada diri laki2 adalah adanya perasaan tidak kufu’ (seimbang). Untuk mengalahkan perasaan itu, ia harus konsentrasi pada pengembangan diri dan berusaha memperjuangkan hidup dan dirinya hingga sampai pada tingkatan yang seimbang. Sebagaimana perempuan takut untuk “menerima pemberian dan ditolak permintaannya”, maka laki2 takut untuk “memberi dan menawarkan”. Laki2 yang memberi pada perempuan berarti ia menanggung resiko gagal, dikritik atau tidak diterima oleh perempuan. Perempuan yang yang mengkritik atau tidak menerima sesuatu yang diberikan oleh laki2 akan melukai perasaan laki2, dan membuat ia menyembunyikan atau membatalkan keinginannya.


Agar laki2 mau belajar bagaimana memberi, maka ia harus mengetahui bahwa melakukan kesalahan dan kegagalan tidaklah apa-apa.
Kegagalan adalah syarat meraih keberhasilan, karena itu laki2 harus terdorong dan membiasakan diri untuk memberi dan menjauhi perasaan ketakutan tersebut. Sebab ketakutan itu hanya akan menghilangkan kesempatan berharga untuk bisa mendatangkan kebahagiaan pada diri dan orang yang dicintainya.



Tabiat perempuan sangat perasa. Ia merasa ditolak oleh laki2 ketika melihat laki2 tidak perhatian padanya, pada permintaanya dan kebutuhannya. Laki2 juga sangat perasa, ia akan merasa gagal ketika melihat perempuan banyak mengeluh padanya. Ketika perempuan mulai mengeluh, maka laki2 tidak siap memasang telinga untuk mendengarkan dengan baik, karena laki2 tidak senang mendengar keluhan tapi laki2 senang menjadi pahlawan dihadapan perempuan dan mendengarkan pujian darinya. Keluhan berarti kegagalan dan dalam waktu yang sama hal itu menguatkan ketakutan laki2 pada alam bawah sadarnya. Ketakutan itu juga akan menguatkan keyakinan ketidakseimbangan
dirinya. Perempuan tidak mengetahui bahwa laki2 juga membutuhkan cinta. Cinta akan mengangkat nilai dan arti laki2 dan membuat ia seimbang serta bisa mencukupi kebutuhan orang lain. Hal inilah yang mampu mendorong laki2 lebih mengerahkan upaya untuk selalu banyak memberi.



5. PERBEDAAN CARA BICARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN


Ketika laki2 mengatakan sesuatu kepada perempuan maka jarang sekali perempuan memahami sebagaimana yang dikehendaki laki2, demikian juga sebaliknya. Contohnya : “Aku merasa sepertinya kamu sama sekali tidak mendengarkan yang aku katakan” sebenarnya perempuan tidak bermaksud mengatakan bahwa laki2 sama sekali tidak mendengarkan dia, ini hanyalah ungkapan dari puncak kekesalan
perempuan pada waktu itu.



Ketika perempuan berbicara, biasanya menggunakan kata tertentu dalam bicaranya, seperti menggunakan bentuk melebih-lebihkan, menyangatkan, kiasan atau bisa metafora. Inilah yang tidak bisa dipahami laki2. Karena itu, respon laki2 pada pernyataan tersebut akan sebanding atau bisa lebih besar dari maksud sebenarnya yang diucapkan oleh perempuan. Untuk menjelaskan perbedaan pemahaman ini, berikut contohnya:
Yang dikatakan perempuan:
1. Kita selalu dirumah, tidak pernah keluar sama sekali.
2. Aku lelah sama sekali, tidak bisa melakukan apa-apa.
3. Aku ingin melupakan segala-galanya.
4. Kamu tidak mencintaiku lagi.
5. Aku ingin merasakan kasih sayang dan cintamu.



Pemahaman dan jawaban laki2:
1. Ini bohong, minggu lalu kita sudah keluar.
2. Ini tidak masuk akal, kamu tidak diam terus.
3. Bila kamu tidak senang dengan pekerjaanmu ini, kamu harus mengajukan pengunduran diri.
4. Tentu saja aku mencintaimu, ini yang membuatku berada dihadapanmu.
5. Apakah maksudmu kasih sayang dan cintaku telah mati!?



Dari contoh terlihat, laki2 terbiasa mengungkapkan permasalahan dengan memilih kata2 yang sesuai dan dapat menjelaskan makna sesungguhnya. Karena itulah ketika ia mendengar perkataan perempuan yang menggunakan banyak kata dilebih-lebihkan, kiasan dan metafora, laki2 akan memahami perkataan tersebut sesuai teksnya, menganggap perkataan itu memiliki satu makna, tidak memiliki arti yang lain, dan setiap kata menurutnya juga memiliki makna yang sama. Disinilah awal terjadi permasalahan yang tidak mendasar tersebut.
Perkataan laki2 juga sulit dipahami oleh perempuan, biasanya makna yang dipahami perempuan berbeda dengan maksud sebenarnya. Dan sangat dimungkinkan tidak sesuai dengan keinginan perempuan. Hal ini juga akan menimbulkan permasalahan.



PERBEDAAN MENGAMBIL KEPUTUSAN


Realitas ilmiah mengatakan bahwa cara berpikir laki2 adalah dengan cara konsentratif atau memusat, sedangkan cara berpikir perempuan adalah dengan ekspansif atau menjelajah. Karena perempuan memiliki ciri menjelajah pada semua cakrawala, kadang terlihat ia bermusyawarah dengan orang lain dan meminta pendapatnya. Setelah bermusyawarah ia akan mengambil keputusan.


Laki2 dengan tabiat konsentrasinya akan bertindak berbeda sama sekali dengan perempuan. Ia akan berpikir sendiri setelah itu baru mengambil keputusan. Terkadang setelah itu ia akan menyampaikan pemikirannya kepada seseorang untuk dimusyawarahkan. Namun setelah musyawarah terkadang laki2 tetap pada pandangannya sendiri dan kadang ia bisa merubah sikapnya/keputusannya semula.


Tanpa memahami dan mengetahui perbedaan dalam mengambil keputusan ini bukan hal yang yang mustahil jika permasalahan muncul. Sungguh, bila laki2 mengambil keputusan lalu mengutarakannya kepada perempuan untuk meminta pendapatnya, perempuan akan merasa kesal dan marah, karena mengira laki2 tidak memperhatikan perasaan dan pendapatnya. Sebab menurut perempuan, keputusan laki2 sudah
final.



Sebenarnya laki2 tidak bermaksud berbuat seperti yang dipahami oleh perempuan. Buktinya ia mengupayakan musyawarah dengannya. Seandainya perempuan memiliki pendapat yang bisa merubah, maka laki2 siap untuk mendengarkan dan mendiskusikannya. Laki2 siap walaupun sampai merubah keputusannya apabila arah pandangan perempuan lebih benar. Laki2 akan menghargai jawaban perempuan, dan jawaban tersebut akan menjadi pertimbangan yang besar bagi laki2.


Ketika perempuan tetap saja diam dan tidak merespon laki2, maka laki2 akan berkeyakinan bahwa diamnya berarti setuju. Laki2 tidak tahu bahwa diamnya perempuan adalah upaya untuk mengembalikan kesadarannya yang telah hilang karena adanya serangan yang ia dengar, yaitu serangan egoisme laki2 yang dalam mengambil keputusan tidak mengikutsertakan perempuan.


Laki2 akan marah besar dengan cara perempuan yang “demokratis” dalam usaha mengambil keputusan. Karena proses ini menurut laki2 sangat lama dan menjemukan. Perempuan sebelum mengambil keputusan akan berusaha mendalami dan mencari pengetahuan tambahan. Inilah yang membuat laki2 menduga perempuan itu kadang bodoh, atau pura2 tidak tahu. Padahal sebenarnya perempuan, karena tabiatnya yang khas, ingin menyelami dan jauh masuk kedalam pokok permasalahan untuk mengetahui segala kemungkinan sebelum mengambil keputusan.


Contoh:
Suami: “Pameran buku akan dibuka hari kamis mendatang, aku yakin ini kesempatan tepat untuk mengunjunginya dan membaca-baca buku2
terbaru”.
Istri: “Aku tidak tahu itu, aku tidak memikirkan masalah tersebut”.



“Aku tidak tahu”, itulah ungkapan yang diucapkan istri untuk mengetahui lebih dalam permasalahan tersebut. Dia juga berusaha mengaitkan kunjungan tersebut dengan masalah kehidupan sehari-hari lainnya. Setelah itu baru mengeluarkan pendapat dan jawaban. Adapun yang dipahami laki2 dari perkataan “aku tidak tahu” adalah penolakan perempuan pada usulnya. Laki2 menyangka istrinya menolak pendapatnya dan ia akan berkata dalam hatinya: “Aku tidak senang perkataan itu. Ini proses yang bertele-tele. Bila ia tidak senang pergi mengapa tidak
mengatakan dengan jelas? Ia benar2 perempuan yang ingin berkuasa”.



Hal ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, alangkah baiknya bila perempuan mengatakan:
“Aku yakin ini pemikiran baik, namun aku butuh waktu untuk memikirkan permasalahan tersebut. Aku sungguh2 menghargaimu, aku harap kamu bersabar”, atau
“Kamu telah melontarkan pemikiran yang bagus, biarkan kami bicara dengan anak2 dan kita bisa mengetahui apakah mereka mau bepergian.”
atau,
“Sejak dulu kita tidak pernah pergi ke tempat yang seperti ini. Ini usul yang istimewa. Apakah kamu bisa memberi waktu kepadaku untuk berfikir sebelum kamu memutuskan hal itu?”



Jawaban2 tersebut akan menolong laki2 bersikap sabar dan membantunya terbebas dari permasalahan.

0 komentar:

Posting Komentar