Minggu, 12 Oktober 2014

Tanggung jawab, Love and Familly

Oleh : Aris Suryadin S.St. S.Pt.M. Psi (Dewan Pembina Komplasi-Malang)
hidup pasti akan memiliki cinta, namun aplikasi dan cara pemberian cinta itu berbeda, seperti halnya Tumbuhan, dia akan memberikan rasa cinta dengan memberikan tempat berteduh dan kesejukan kepada mahluk hidup lainnya tidak terkecuali kita, begitu juga dengan hewan yang memberikan cinta kasih terhadap anak2nya dengan memberi mereka makan dan susu bahkan terhadap kita, mereka rela mati demi kesenangan dan kepuasan kita. Apalagi dengan kita sebagai Mahluk hidup yang paling sempurna yang memiliki akal dan pikiran, sudah tentu kita memiliki rasa Cinta yang lebih dari semua mahluk hidup lainnya, pertanyaannya apakah kita mampu memberikan Cinta kita kepada orang yang kita Cintai dengan tulus ? jujur dan apa adanya ? Hal itu tergantung besar kecilnya Hati Nurani kita dalam memahami perasaan Cinta itu, mudah untuk diucapkan namun Sulit untuk kita wujudkan.

Cinta itu memang datang dan pergi dengan tiba – tiba, Cinta itu tidak mengenal ruang dan waktu, Cinta itu tidak mengenal batasan, Cinta itu tidak mengenal drajat dan martabat, Cinta itu tidak mengenal Usia dan Cinta itu tidak mengenal Status. Itu sebaris kata Jika cinta itu terjadi diantara Laki dan perempuan ketika sedang kasmaran.Namun pernahkan kita bayangkan apa itu Cinta yang sesungguhnya ? hanya orang yang mengerti bagaimana perasaan mencintai dan dicintailah yang tau Cinta yang sesungguhnya.
Ketika Cinta itu datang dari ucapan seorang laki – laki dan perempuan yang dilanda Asmara, maka segala hal bisa berubah Cinta itu lebih menjurus kepada PERASAAN, perasaan disayangi dan menyayangi, perasaan dimanja dan memanjakan, perasaan mengasihi dan dikasihi, perasaan dihormati dan menghormati perasaan memaafkan dan dimaafkan , perasaan dimengerti dan mengerti.
Dalam proses pengenalan dan pendalaman cinta itu, hanya akan melibatkan 2 hati dan 2 rasa antara kita dan dia, disinilah mulai timbul rasa egois kita sebagai mahluk hidup. Egois dalam arti kata, kita tidak bisa lagi berbuat bijak, yang mana kita hanya bisa mementingkan perasaan cinta kita saja, tanpa bisa mengerti perasaan orang – orang yang ada didekat kita (orang tua/keluarga), padahal mereka juga sangat mencintai dan menyayangi kita bahkan lebih dari kita mencintai mereka.

Kita lupa bahwa dalam proses penyatuan cinta yang kita miliki sehingga menjadi sesuatu yang disyahkan secara Agama dan Yuridis tidak bisa melibatkan 2 hati, 2 fisik atau 2 roh, namun melibatkan 2 keluarga besar, antara keluarga kita dengan keluarga orang yang kita cintai.

Disini kita harus mampu untuk berbuat bijak,kita juga musti ingat akan kewajiban kita sebagai anak yang terlahirkan dan kewajiban kita sebagai bagian dari kelurga besar. Cinta kita terhadap pasangan kadang bersumber dari rasa Suka semata kemudian tumbuh rasa sayang, Namun Cinta yang dimiliki oleh orang tua kita merupakan murni dari hati dan perasaan mereka untuk mengisihi dan menjaga kita. Kita bisa bayangkan bagaimana mereka menjaga dan menyayangi kita dari masih dalam kandungan sampai kita besar seperti sekarang ini (memiliki segalanya)

Disinilah Cinta itu perlu pengorbanan, kita harus mampu mengorbankan sedikit perasaan kita untuk memberikan suatu kebahagiaan bagi orang Tua kita

0 komentar:

Posting Komentar